-

Zulkifli Hasan: Agama dan Kebangsaan Seiring Sejalan

Senin, 8 Mei 2017 | 10:03 WIB

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan bercerita tentang sosok KH Hasyim Asy’ari. Menurut Zulkifli, beliau merupakan seorang ulama yang memiliki pemahaman teologi kuat, sehingga kapasitasnya sebagai ahli agama tidak perlu diragukan lagi. Selain itu, Hasyim juga dikenal sebagai pahlawan nasional yang memiliki jiwa nasionalisme dan rasa kebangsaan tinggi.

“Tidak sedikit oknum-oknum yang ingin membenturkan agama dan negara. KH Hasyim Asya’ari berfatwa bahwa mati syahid orang yang mempertahankan Republik Indonesia. Maka wajib bagi umat Islam berjihad mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Zulkifli saat menyampaikan kata sambutan dalam seminar bertajuk Pemikiran Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Sabtu (6/5/2017) pagi.

Acara bertema “Agama dalam Konteks Negara Pancasila” tersebut dihadiri oleh Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin, KH Tolchah Hassan sebagai perwakilan dari Nahdatul Ulama, Ketua MUI Pusat Ma’ruf Amin, Salahudin Wahid sebagai pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, dan Rektor Universitas Hasyim Asy’ari (UNHASY) Tebuireng. Dalam paparannya, Zulkifli mengutip salah satu pernyataan KH Hasyim Asy’ari tentang pentingnya agama dan nasionalisme.

Zulkifli menjelaskan bahwa agama dan nasionalisma adalah dua kutub yang tidak berseberangan. Nasionalisme adalah bagian dari agama dan keduanya saling menguatkan. Menurutnya, apa yang dikatakan KH Hasyim Asy’ari sudah jelas maknanya, yaitu sikap cinta tanah air merupakan bagian dari iman.

Prinsip-prinsip yang tertanam di Pancasila itu sendiri merupakan ideologi yang mencerminkan sikap keagamaan dan tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, Zulkifli mempercayakan dan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak berkepentingan, termasuk Tentara Nasional Indonesia, untuk membubarkan organisasi masyarakat radikal yang diduga ingin mendirikan negara lain selain Indonesia.

Sebagai negara hukum, Pemerintah Indonesia berhak dan berkewajiban untuk mengambil tindakan atas setiap perbuatan yang mengancam keamanan bangsa dan negara. Menjelang bulan suci Ramadan, MPR RI sebagai tuan rumah akan mengadakan konferensi etika berbangsa dan bernegara yang akan mengundang beberapa kalangan serta tokoh bangsa. Adapun tujuan dari konferensi tersebut adalah untuk menghindari kegiatan sweeping tidak bertanggung jawab di lapangan.

“Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk berhenti mempertentangkan agama dan kebangsaan. Karena sejarahnya, agama dan kebangsaan seiring sejalan dan tidak dapat dipisahkan.” ujar Zulkifli. (KZ)


FOKUS MPR
+
Dihadapan delegasi Pondok Pesantren Modern Baitussalam Prambanan, Jawa Tengah, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengatakan, para santri memiliki jasa yang sangat besar bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia
Masyarakat Desa Sumoroto, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, yang biasanya menonton pertunjukan reog, kali ini pada 28 Oktober 2018, mendapat suguhan pagelaran wayang kulit
Sembilan anggota baru MPR dilantik Ketua MPR
Sistem demokrasi liberal yang berlaku di Indonesia, membuat kesempatan para calon yang memiliki modal finansial lebih besar.
Anggota MPR dari Fraksi PKB, Mohammad Toha,  mengatakan, sebelum UUD Tahun 1945 diamandemen,
Selengkapnya di www.mpr.go.id